Makanan enak, baju indah dan segala kemewahan. Itulah yang kau sebut kebahagiaan, namun aku percaya suatu keadaan dimana orang tidak mengharapkan apa pun adalah kebahagiaan tertinggi. Aku di cela karena makan terlalu sedikit, Aku jawab: "Aku makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Kalian juga perlu tau Kehidupan yang tidak teruji adalah kehidupan yang tidak bernilai. Semakin sedikit keinginan kita, semakin kita menyerupai para Dewa. dan ketahuilah dirimu sendiri. - Ucap orang gila itu menuju hari kematiannya
Dalam buku Apologia Socrates karya Plato, pembaca akan menemukan makna dari sosok orang gila bernama Sokrates yang tuntas jiwa dan tuntas nafsunya serta Tuntas batinnya dan perhatikan kalimat "ketahuilah dirimu sendiri", kalimat tersebut disampaikan ulang oleh Rosulullah SAW pada zamannya. Pembaca boleh baperan pada riwayat Sokra tapi jangan larut, berjiwalah seperti Sokrates artinya kalian hanya diperbolehkan untuk meladani dengan ketulusan dan keikhlasan hati sebagai mahluk yang tidak sedikitpun berharap pada apapun (dalam hatinya batinya hanya berbisik bagaimana diri ini bisa berbuat baik dan dapat bermanfaat sebagai manusia) baik ketika ia bertindak ataupun melalui kecerdasan berpikirnya dan lihatlah hukum semesta bermain (sunnatullah) Socrates diangkat drajat dan dibesarkan namanya menjadi manusia bijaksana yang mampu berpengaruh sampai detik ini tentunya sebagai sesuatu yang mulia yakni menjadi rujukan suatu ilmu pengetahuan yang sampai hari esok (akhirat) akan berlaku dan dibawa di agama umat manapun. (akhirat: iman ilmu amal)
Sokra adalah sapaan akrabku dengan Socrates. Ia menjadi ayah, teman, sahabat, lawan diskusi ketika aku menemuinya dalam bentuk susunan paragraf yang tertuang didalam karya yang dutulis oleh Plato. Sepanjang jalan dengan kaki telanjang Ia berjalan menyusuri kota Athena, kadang Ia bernyanyi (syalalalaalala….lalaala…lalala…), setiap orang yang ditemui akan selalu ia ajak untuk ber-dialog dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang sifatnya filosofis, semisal bagaimana cara menuju kebahagian dalam hidup? (petani, nelayan, pemulung dan beragam rupa mmanusia yang socra ajak berdialog tanpa pilah pilih) meskipun dengan penampilan Sokra yang terlihat sangat kumuh, bajunya yang compang-camping dan baunya yang memang tidak disenangi oleh masyarakat kota Athena (jarang mandi dan jarang ganti baju, kalian yang gejalanya mengalami hal serupa, mungkin anda punya cikal bakal seorang filsuf wkwkww..).
Sebenarnya banyak keanehan pada orang gila ini, selain ia suka berbicara sendiri dan hidupnya yang memang luntang-lantung (Sokra lebih suka tinggal di taman kota Athena, merenung, ngobrol sendiri, sing song, happy pokoknya) hingga orang-orang disekitarnya beranggapan bahwa Socra adalah orang yang mengalami gangguan kejiwaan (sakit mental sakit pikiran). Namun mereka belum tau bahwa sejatinya yang mereka anggap gila adalah manusia bijaksana yang paling berpengaruh pada peradaban disepanjang kisah manusia eropa.
Ketika musim dingin datang didataran eropa. Tentara Athena sering menggunakan sepatu tebal dan jaket berbahan kulit binatang agar bisa menghangatkan dan mengurangi dingin pada badannya, karena suhu di Athena bisa mencapai suhu minus. Bayangkan bila tidak memakai perlengkapan tersebut, bisa mati konyol tentara Athena yang gagah itu. Namun jaket tebal dan sepatu beralas tebal tidak berlaku bagi orang gila bernama Socra sepanjang hidupnya. Dan anehnya lagi, dia tidak merasakan sakit ataupun gangguan apa-apa sekalipun dalam keadaan yang seperti [itu]
Socra memiliki mata yang belok, dahinya lebar, tubuhnya gempal dan perutnya buncit, telinganya kecil, hidungnya juga pesek rupanya begitu buruk (bukan aku yang bilang tapi Plato dan Cicero). Namun perlu kalian ketahui bahwa Sokra dikagumi banyak pemuda dan anak bangsawan Athena yang ingin menjadi muridnya, antara lain Xenophen dan Plato. Rata-rata murid orang gila ini adalah bangsa kelas menengah keatas namun polemiknya adalah orang tua dari murid-murid Socrates berusaha menjauhkan anaknya dengan Sokra karena dimata orang tua murid tersebut Socra tak lebih dari seorang yang memiliki gangguan jiwa.
Socra dalam kerangka metode belajar filsuf menggunakan metode yang disebut meyutic atau dialog dengan mengajukan pertanyaan mendasar dan membuat pendengarnya berpikir baik itu pada kalangan petani, nelayan, buruh, dan bahkan pemulung sekalipun (bukan hanya kamu sofis atau pemikir athena yang diajak berdialog dengan Socra, tapi yang dianggap buta pengetahuanpun Socra disanggupkan belajar sebab bagi Socra, manusia lahir ke bumi dalam bentuk yang sama ibarat cetakan donat yang mentah awalnya sama-sama bulat namun ketika matang dan menjadi donat, donat itu tidak bulat semuanya namun ada yang bulat tidak sempurna tinggal bagaimana kita memperbaikinya, kira-kira begitu yang disampaikan David Melling tentang Socrates dalam jejak langkah pemikiran Plato)
Socra tidak pernah memiliki karya apapun sebarispun ia belum pernah menulis, dan murid bernama Plato lah yang menjadi penjabar dan menyampaikan siapa itu Sokrates. Bahkan ketika orang Athena bertanya pada kalangan peramal "siapa manusia paling bijaksana di Yunani? Peramal itu menjawab "orang paling bijaksana di Yunani bernama Sokrates", sontak Plato terkejut dan langsung menyampaikan pada Socrates, "guru kata peramal Socrates adalah orang paling bijaksana di Yunani" dengan sederhana Socrates menjawab "mungkin itu socrates yang lain" betapa Socrates sangat menghindari sanjungan dan popularitas hanya untuk kejernihan berpikirnya.
Sebenarnya banyak yang ingin ditulis namun ini hanya sebatas catatan bingung penulis agar pembaca bisa lebih penasaran pada sosok bernama Sokra (orang gila paling gila) sumbangsih Sokrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum. Plato, Aristoteles dan akademi Platonik merupakan pengaruh-pengaruh dari orang gila Sokrates hingga pada ujung sebuah riwayat, Sokra dianggap dan dituduh orang yang membawa kesesatan bagi pemuda Athena dengan ajaran menentang ajaran dewa dan membawa ajaran yang baru. (kasarnya Socra mengatakan bahwa matahari bukanlah Tuhan, sedang matahari adalah dewa yang disakralkan oleh masyarakat yunani disinilah timbul permasalahan dan akhirnya sebuah cerita Socrates)
Dalam buku Apologia, Pada hari pengadilan yang dihadiri dua sepertiga warga Athena, Sokrates menyampaikan tiga buah pidato. Pada pagi hari, Socrates membacakan pledoi. Siang harinya, usai pemungutan suara yang memutuskan hukuman mati, Socrates maju kembali menyampaikan pidato dan diijinkan meminta pengampunan atau alternatif hukuman. Pada sore harinya, setelah pemungutan suara yang kedua menolak alternatif hukuman yang diajukan Sokrates, lalu dia kembali maju menyampaikan pidato perpisahan. Filosof sederhana ini menerima piala berisi racun cemara yang harus diminumnya. Piala itu diberikan oleh seorang petugas penjara, ia menangis saat memberikannya pada Socrates. Plato dan teman-temannya meratapi peristiwa sedih itu. Dalam kata terakhirnya, ia memohon pada sahabatnya agar melunasi hutang-hutangnya dan tidak meratapi kepergiannya, “Tibalah kini saat kita berpisah, aku menjelang mati dan kalian menempuh hidup, mana yang lebih baik hanya Tuhan mengetahui.” - Sokrates hari itu .
*hanya sebuah catatan, untuk pengantar dan mengenal…
Posting Komentar