Dunia pemikiran filsuf memang selalu menarik untuk dibahas dan dikuliti sebagai pendukung serta penunjang suatu kemajuan ilmu pengetahuan (bagi yang sadar pada kebingungannya) dan sebagai cermin dan standarisasi untuk perkembangan setiap zaman. Voltaire dilabeli pemikir besar pada masa abad Pencerahan, jika kalian mau cermat memahami (semoga kalian bingung lalu menyuburkan tanya...) karya-karya Voltaire dominan dalam bentuk kritik atas dogma gereja dan institusi Prancis dan Ia juga tak jarang mengamati perubahan sosial sepanjang riwayatnya, dan beberapa buku yang pernah saya baca tentang Voltaire bahwa Ia juga merupakan filsuf yang menelurkan dan mencetuskan pandangan tentang kebebasan ber-agama. (sampai hari ini penulis belum paham agama yang diyakini Voltaire sampai pada kematiannya, namun beberapa sumber berani menyatakan bahwa Voltaire adalah seorang Atheis)Siapa yang tidak mengenal filsuf modern sekaligus penyair populer abad ke 16 dan abad ke-17 Franois-Marie Arouet (atau akrab dipanggil Voltaire). Pembaca mungkin sudah sangat familiar dengan nama Voltaire apalagi dengan karya-karyanya yang cetar membahana yang sudah sering menjadi rujukan kaum-kaum intelek itu di dunia per-kampus-an (bukan dunia intelek isi telek ya...) seperti karya kesohornya mulai dari Candide (bukan pose/filter camera ya itu judul buku..), Mercromegas, Zadig, dan beberapa karya lainnya yang tak kalah hebatnya (Termasuk karya The White Bull). Kalian juga pasti sudah banyak tahu dan lalu lalang terdengar di telinga tentang kutipan-kutipan Voltaire di tulisannya yang agak-agak itu (agak-agak membingungkan maksudnya…) salah satunya berbunyi begini;
"Apabila kita bicara soal uang, maka semua orang sama agamanya." - Voltaire
Bagi kalian yang sudah menafsirkan atau menyederhanakan makna yang terdapat pada statement tersebut, perlu sekiranya untuk dijadikan duduk perkara diskusi yang setidaknya bisa mengobati kebingungan. Setidaknya mampu sedikit memberikan suatu pemahaman dengan cara-cara yang sederhana. Semakin banyak tanggapan dari setiap frame berpikir setiap orang maka hukum dialektikanya akan semakin baik untuk memperkaya khazanah suatu ilmu. Saya ingat tulisan di media Tempo.co sekitar dua minggu yang lalu dan saya pernah membaca tentang tokoh Voltaire yang selalu mengutarakan kerangka berpikirnya yang terkadang membuat diri setiap pembaca merasa dangkal akan ilmu pengetahuan sekalipun cara penyampaian Voltaire bisa dianggap kocak, aneh, dan bisa juga terdengar kasar (tapi pada umumnya akan menyebabkan kegundahan dan kegelisahan bagi pembaca yang benar-benar niat mau berpikir) khususnya tentang sesuatu yang berlangsung dan relevan hingga abad ke-21 (Manusia dan fanatisme dan kebengisan)
Kembali pada uang yang Voltaire utarakan nih, siapa yang tidak tahu benda mati bernama uang?. Uang yang terkadang menyebabkan kita bisa saling bunuh dan saling sikut agar bisa mendapatkannya, dan kadang uang bisa menyebabkan teman jadi musuh dan musuh menjadi teman hanya karena uang. Bahkan dihadapan uang seakaan-akan kita menganut Agama yang sama tanpa ada agama lain yang menandinginya (Realitas zaman menunjukkan hampir banyak orang melakukan sesuatu untuk mendapatkan uang dan memperbanyak uang yang mereka punya sebab uang lebih universal daripada kebaikan itu sendiri). Uang seakan-akan mampu menyatukan jalan untuk kebaikan bersama dan semua permasalahan dapat teratasi dengan kita pegang uang dan satu lagi realitas gila hari ini ada sebagian orang yang menilai suatu kesuksesan seseorang dengan seberapa ia memiliki uang bukan lagi dilihat dari sejauh apa manusia itu berguna dan bermanfaat. Uang sebagai penolong satu-satunya dan seakan setera dengan kekuatan Tuhan. Banyak manusia di abad 20 rela berbuat tidak baik hanya demi mendapatkan uang ntah untuk keperluan remeh temeh hingga yang aneh-aneh, seakan-akan uang adalah surga yang nyata hingga setiap manusia terkadang melepas akal sehatnya (semoga kita bukan salah satu diantaranya) dan uang bak agama madani yang mampu menyatukan sekian keyakinan untuk patuh dan taat pada benda tersebut, dengan uang kita bisa melakukan apapun dan bisa berbuat apapun. (Sesuatu yang salah bisa bernilai benar jika ditunjang uang dan sebaliknya sesuatu yang benar bisa salah jika tidak ditopang adanya uang).
Bahkan Cinta pun dapat diadili dengan seberapa kamu punya uang (masa bodo cinta pakai ketulusan hati, yang realistis menuju bahagia adalah ketika kamu punya uang untuk jatuh cinta). Tuhan seperti menjelma menjadi sosok uang, atau kita ini sedang disesatkan hati dan pikiran untuk terus menghamba pada uang seakan-akan cara pandang kita dibentuk oleh zaman bahwa uang adalah satu-satunya sumber kebahagian dan sebagai penolong yang memiliki substansi bersifat kekal, yang sejatinya hanya ada pada Tuhan (naudzubillah, semoga bukan aku dan kalian-kalian yang terjangkit lekaslah sembuh hehe... ).
Voltaire dikenal tulisan filsafatnya yang tajam, kebebasan berpikirnya membuat ia menjadi sosok yang penuh daya kritis di perubahan sosialnya. Dunia memang perlu dan butuh uang untuk hidup sebagaimana mana aturannya, namun jika sampai di Tuhankan dan sampai mati-matian menghalalkan segala kedzoliman untuk benda mati bernama uang, saya rasa kita sudah terlalu jauh dibawa tersesat pada kesesatan yang jahiliyah. Bahkan pernah ketika penulis membuka sebuah instastory di Instagram (saya suka stalking soalnya hehe... ) sebut saja akun instagramnya @hrgejyrndhjdjdhsdhd ia cantik dan seksi tapi otaknya kurang bergizi "ini acu kamu kapan halalin aku, tapi temui dulu mama acu. (mamanya nyambung) kalau nggak bawa dunia mending jangan" ujar Qoute bijak dalam konten story tersebut.
Tulisan ini hanya berupa catatan ringkas, tidak dibenarkan jika meyakini segala apa yang telah ditulis mengingat suatu kerangka berpikir seorang pemikir hebat memiliki banyak inteprestasi sebagai kekayaan khazanah teoritis ilmu pengetahuan.
Posting Komentar