merawatingat

 

Semoga segala hal baik selalu panjang umur - MerawatIngat

Sebagai pemuda yang lahir dan tumbuh besar di Kabupaten Bondowoso, kurang lengkap rasanya jika saya tidak menyampaikan beberapa kegelisahan yang mungkin juga menjadi suatu kegelisahan di benak pemuda yang lain. Berbicara pemuda tentu sangatlah menarik, mengingat mereka adalah pelaku perubahan yang secara ideal menjadi harapan dan jangan sampai pemuda merasa asing dan gabut karena tidak dapat berbuat apa-apa di tanah kelahirannya.

Setiap pemuda melahirkan cerita dan semangat juang yang berbeda, pengalaman dan cara menggapai tujuan yang berbeda-beda sesuai frame berpikir yang mereka punya, baik itu didapat melalui proses sistem pendidikan formal maupun perjalanan empirisnya. Pemuda memiliki kreatifitas yang tinggi dan juga semangat juang yang tentunya kaya akan ide-ide menarik dalam melahirkan sesuatu, tinggal bagaimana pemuda itu mendapatkan dukungan secara utuh oleh faktor pendukungnya.

Berkaitan tentang pemuda, lalu pemuda yang seperti apa dan bagaimana, dalam tulisan ini saya lebih fokus untuk menyorot pada mereka para pemuda di desa agar mendapat pembinaan yang tepat serta dengan kultur yang baik agar bisa memaksimalkan bakat dan potensi mereka untuk tersalurkan sebagaimana takaran idealnya. Tujuannya dapat memberikan banyak dampak terhadap visi-misi Bondowoso Melesat yang diusung pemimpinnya.

Sejauh ini yang hanya bisa saya tengkap perihal visi Kabupaten Bondowoso yakni “Melesat” dimana istilah “Melesat” jika dikutip dari tulisan yang diuraikan oleh Bappeda mengakatakan bahwa “Melesat” itu suatu kondisi dimana terwujudnya masyarakat mandiri ekonomi, lestari sejahtera, adil dan terdepan dalam bingkai iman dan taqwa. Dan penekanannya dimulai dari membentuk masyarakat desa yang berkemajuan, karena melalui desa melesat percepatan pembangunan Kabupaten Bondowoso akan cepat mencapai keberhasilan sesuai dengan komponen misi sebagai Bondowoso “Melesat”.

Namun jujur saja secara subjektivitas saya belum menemukan maksud tujuan yang nyata dari jargon ini dalam perubahan yang cepat di Bondowoso, dan semoga saja benar-benar terlaksana untuk masyarakat adil makmur.

Terasa aneh sesuatu yang diwacanakan dengan baik, namun tidak dilakukan secara maksimal. Yang menjadi tanda tanya dalam benak saya. Pertama, konsep seperti apa yang pemerintah akan terapkan dalam memajukan masyarakat desa. Kedua, Jangan-jangan belum ada konsep, sehingga sampai hari ini belum terlihat hasilnya. Sebab beberapa desa masih belum menghasilkan perubahan yang spesifik dari program Melesat tersebut, khususnya di kecamatan tempat tinggal saya di Prajekan.

Satu sisi, saya tidak bisa menyalahkan ataupun mendikte kinerja bupati secara penuh, karena hal itu terlalu berlebihan dan tidak baik, yang perlu saya lakukan hanya bagaimana saya selalu positif dan optimis pada apa yang menjadi niat baik dan mendukung penuh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan di Bondowoso.

Namun jangan disalahkan apabila setiap pemuda memunculkan geliat tanya “Ada Apa?” atau “Mengapa ya?” Sebagai contoh sejak saya SD sampai hari ini, desa saya hanya begitu-begitu saja (tidak ada perubahan) ntah karena kehabisan kreativitas atau ntah karena faktor lain, yang jelas Melesatnya dalam hal apa?

Sejauh ini program-program pemerintah di kabupaten sudah cukup bagus secara tujuan yang hendak dicapai, meskipun masih kelabakan dalam merealisasikannya. Bahkan saya pun kadang bingung dengan program kerja yang sedang dijalankan, mungkin disebabkan karena ketertinggalan informasi, sehingga semua terlihat seperti absurd dan tidak ter-arah.

Pemuda dan Perpustakaan Desa

“Soal Melesat, serahkan saja pada pemuda. Namun, Perlu di dukung dan dibina”

Saya awali sabjudul ini dengan pertanyaan “Pemuda bisa apa?” pertanyaan sederhana namun butuh jawaban mendasar, tapi yang jelas berbeda dengan pemuda macam saya yang hanya bisa bucin terus menerus dan membuat tulisan yang berisikan pesan gelisah. Tenang saja, semua tujuan tulisan saya atas dasar kepedulian sebagai pemuda. Dalam menuju suatu peradaban maju, sekali lagi saya ingin sampaikan bahwa peran pemuda sangat besar pengaruhnya terhadap keberlangsungan kemajuan daerah. Jika pemuda di desa tidak dirawat dan dibina dengan baik, jangan harap Visi Bondowoso Melesat menjadi kenyataan sesuai dengan visi yang dicanangkan.

Pemuda harus bisa menciptakan budaya peradaban yang sehat  dengan dibarengi antusias pemerintah, semisal dengan sukarela pemerintah menghadirkan perpustakaan desa lalu dengan adanya perpustakaan desa, ilmu dan pengetahuan dapat dengan mudah diakses dan diserap (dengan hal tersebut kita punya aset SDM yang berkualitas menuju Bondowos Melesat).

Mengapa harus perpustakaan, karena tidak cukup hanya sebatas pendidikan formal saja. Pemuda desa juga perlu yang namanya kultur peradaban yang punya progres baik, mengingat negara-negara maju dalam indikator mencapai kesuksesannya menekankan seberapa besar pemerintahannya mampu mencerdaskan masyarakatnya, baik berupa dukungan penunjang maupun himbauan yang sifatnya menyerukan. Maka hal ini perlu pemerintah tiru tanpa harus menghilangkan esensi maknanya sekalipun dalam sekala kecil.

Jika setiap pemuda hidup dan tumbuh besar dari kultur budaya yang bagus, maka kemungkinan besar yang akan terjadi bahwa daerah tersebut akan terjadi suatu kemajuan minimal SDM di daerah kita sudah berpengetahuan, sehingga dapat mampu bersinegi dengan niat baik pemerintahan.

Jika pengetahuan pemuda sangat terbatas tentu yang terjadi nalar dan daya kreativitas pemuda juga akan ikut dipengaruhi. Seperti dalam ajaran ilmu psykologi dalam memandang setiap individu yang hidup dalam lingkungan pencopet kemungkinan besar dia akan menjadi pencopet. Sebaliknya, jika lingkungannya baik maka setiap individu kemungkinan besarnya juga baik.

Adanya Perpustakaan desa, setiap pemuda tidak akan lagi galau dan tertinggal secara pengetahuan dan juga bisa memacu kreativitasnya. Saya sangat ingat ketika saya masih SMA dalam mencari buku bacaan betapa sulitnya, mengingat bahwa perpustakaan di sekolah terbatas dan di Bondowoso tidak ada toko buku. Betapa susahnya menjamah pengetahuan dengan sumber bacaan.

Jika ditanya mengapa dengan ilmu pengetahuan manusia bisa bertindak, bayangkan saja jika tindakan  kaum pemuda krasak-krusuk dan bahkan tanpa pikir panjang, yang terjadi adalah daerah akan selamanya tertinggal, karena budaya baik didalamnya memang tidak sungguh-sungguh dibentuk dan diciptakan. Jika setiap pemuda belum bisa berbuat apa-apa, ada kewajaran sekalipun itu tidak bisa dianggap benar, dan perlu digaris bawahi bahwa kreativitas pemuda hidup apabila ia tersentuh nikmatnya budaya pengetahuan, maka adakan perpustakaan desa untuk pemuda. Ini suatu langkah kecil dari pemikiran kecil (bukan kecil pemikiran ya…), namun dampak kedepannya sangat besar.

Mau Melesat Kemana?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “Melesat” memiliki makna memental atau terlepas dengan cepat atau  juga dengan arti sinonimnya sama dengan melejit. Dalam benak pikiran saya kepemimpinan Bupati  pada periode ini akan membawa Kabupaten Bondowoso menjadi daerah dengan perubahan yang cepat dan melejit dalam setiap kemajuannya (acuan melesat), namun perlu digaris bawahi bahwa dalam kurun waktu lima tahun kepengurusannya, untuk menjadikan Bondowoso Melesat adalah waktu yang sangat kurang jika kita mau berbicara jujur dengan melihat realitas keadaan Bondowoso per hari ini (lebih tepat jika menurut saya lima tahun untuk tujuan jangka menengah). Namun, saya akan tetap selalu percaya dan optimis sekalipun Kabupaten Bondowoso saya amati terlihat kering ide dan inovasi.

Jika saya amati tulisan Kepala Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun BKD Bondowoso yang dimuat di kolom opini Radar Jember, bahwa data statistik menunjukkan bahwa di bidang pertanian Bondowoso memiliki sawah yang cukup luas dengan potensi luas tanam saat musim hujan dan kemarau, sehingga potensi lahan selama satu tahun musim tanam cukup menjanjikan produksi yang melimpah ditambah dengan Bondowoso dalam bidang ekonomi, menurut update data terbaru ada kurang lebih 38 ribu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang siap menjadi tonggak ekonomi Bondowoso.

Namun, untuk memperbaiki ruang PKL di alun-alun Raden Bagus Asra saja pemerintah belum cukup serius, seperti apa yang telah diberitakan oleh petisi.co pada bulan Maret lalu, sehingga menyebabkan kata “Melesat” menjadi kontradiksi dengan realita yang ada.

Banyak yang sebenarnya ingin diurai terkait Visi “Melesat”, apalagi baru-baru ini jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Bondowoso saling berkejaran (Melesatnya dimana?), namun tidak baik juga jika melulu mempermasalahkan apa yang telah terjadi, apalagi sampai dibesar-besarkan. Namun saran yang perlu saya tinggalkan dalam tulisan ini, mungkin lebih pada kita tentukan konsep yang tepat dengan pembangunan Kabupaten Bondowoso dengan cara yang benar-benar jelas dan ter-arah, jangan sampai visi “Melesat” hanya sebatas jargon tanpa tujuan yang nyata. Maksud jelas disini adalah dapat dirasakan langsung dampaknya bagi kesejahteraan dan kemajuan didalam kehidupan masyarakat. Semua ini menjadi PR kita bersama dan perlu diselesaikan dengan langkah-langkah yang tepat.

Saya sepakat dengan argumen yang dibangun oleh bapak M. Munir selaku Kepala Sub Kepangkatan dan Pensiunan BKD Bondowso, bahwa kita semua butuh keseriusan komitmen secara struktural bahwa kepemimpinan bupati dan wakilnya harus bisa menunjukkan sinergi yang kuat dan wajib didukung oleh kinerja birokrasi yang handal untuk menjawab tantangan Bondowoso “Melesat” harus dengan karya nyata, bukan hanya dengan kata-kata, agar tidak menjadi suatu blunder yang dalam perspektif saya “Mau Melesat kemana?” 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama