merawatingat

Sumber Gambar: indonesiainside.id


Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.Ir. Soekarno

Pernah kah sebagai suatu bangsa kita menyadari, apa warisan terpenting dari para pendiri bangsa untuk generasi abad 21 ? tentu dalam hati bertanya-tanya khususnya bagi suatu bangsa yang masih mau menggunakan pikirannya. Apakah warisan terpenting bangsa ini adalah kekayaan alam Indonesia ? saya pikir juga tidak, kekayaan alam yang kita punya belum bisa kita nikmati seutuhnya atau bahkan mampu menyatukan keberagaman bumi Indonesia.

Dalam pelajaran PPKn ataupun didengar dari cerita dalam pelajaran sejarah, negara ini terbentuk dari keberagaman suku, agama, bahasa dan budaya, betapa eloknya bangsa ini yang lahir dari bangsa terjajah namun bisa bersatu mengusir penjajah dari tanah yang dicintainya. Seluruh komponen bangsa bersatu mengusir penjajah tanpa melihat latar belakang dari mana mereka berasal, dengan semangat juang yang kokoh dan antusias senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa terjajah yang ingin merdeka, sehingga puncaknya terjadi beberapa perlawanan kedaerahan dibeberapa daerah di Indonesia yang hasilnya Kemerdekaan untuk bangsa Indonesia sendiri.

Lalu apa yang membuat hal demikian ? di Irak, Mesir, dan beberapa negara timur tengah tidak seberagam bangsa Indonesia namun mengapa mereka saling bunuh atas sesama bangsanya dan kebanyakan kemerdekaan mereka adalah hasil pemberian dan bahkan kesepakatan yang masih hidup dalam bayang-bayang kedaulatan negara yang pernah menjajah. Jika melihat secara kekayaan alam pun dalam hati ingin berucap “enak ya, negara-negara timur tengah diwarisi harta yang berlimpah” tapi apakah dengan warisan tersebut menjadikan negara tersebut damai dan aman layaknya Indonesia yang justru lebih beragam ? bahkan Negara Jepang yang terdiri dari 2 Suku masih bisa terlibat konflik horizontal. 

Saya punya banyak teman yg mempelajari ideologi marxis, komunis, sosialis, liberalis, kapitalis, konservativisme, neolib, sampai anarkisme, sebagai sebuah bahan kajian, namun kebablasan hingga mereka nyaman dengan apa yg mereka pelajari, lalu tertanam jadi identitas pribadi. Sebagian lupa apa yang menjadi warisan terpenting yang diajarkan Founding Father bangsa ini terhadap kerukunan dan harmonisnya keberagaman. Pancasila sebagai ideologi yang dikenal bangsa ini sejak di bangku sekolah taman kanak-kanak bahkan Perguruan tinggi, Pancasila yang teksnya setiap hari senin dibacakan sebagai bentuk doktrin bahwa pentingnya Ideologi ini terhadap individu bangsa Indonesia untuk ditanamkan sekalipun perhari ini banyak kejadian Lupa terhadap lima butir pancasila, Ingat tetapi dibolak-balik tentang silanya dan lebih menyedihkan lagi kaum perusak seakan-akan agama dan pancasila tidak sejalan dan tidak bersinergi, penulis katakan secara subjektif warisan terpenting bangsa ini adalah Pancasila.

Ir. Soekarno dalam sidang PBB (1960) mengatakan dengan lantang dihadapan pemikir Philosof modern sekelas Betrand Russell bahwa “Indonesia tidak memihak blok barat yang dipimpin liberali-kapitalisme dan Blok Timur yang dipimpin Sosialis-Komunisme” dapat disimpulkan bahwa Ir. Sokarno mengambil jalan tengah dengan istilah gerakan Non Blok dengan berdiri tegak diatas nilai-nilai Moderat Pancasila sebagai ideologi yakni mengambil hal yang baik dan memperbaiki yang kurang baik. Disini bisa kita ambil hikmah betapa arif dan baiknya nilai-nilai pancasila yang digali dan diambil dari nilai-nilai luhur bangsa ini hingga mampu menciptakan ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Cuma masalahnya generasi sekarang masih terbata-bata dalam menyebutkan ke-lima nilai-nilai pancasila apalagi untuk menanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) diera Bapak Ir. Joko Widodo pertanda bahwa antusias pemerintah dalam menjaga dan mengenalkan Pancasila sejak dini sangat bagus untuk bangsa ini memperbanyak dukungan daripada nyinyiran.

Saya pernah menyimak tulisan Varhan AZ judulnya “Mengkader Pendidik Pancasila” berkaitan dengan BPIP yang mulai ada di era bapak Presiden Ir. Joko Widodo. Ketakutan terbesar orang - orang yang parno akan lahirnya BPIP adalah pola - pola lama yang akan kembali hadir. Pemaksaan azas tunggal dan lain-lain yang menjadikan Pancasila seakan lauk mentah yang dipaksa masuk kedalam mulut. Pancasila tidak boleh ditanamkan sebagai doktrin, tapi dibudayakan sebagai cara hidup, yang dirasionalkan, digambarkan sebagai satu cara yang enak untuk diterima, karena sesungguhnya Pancasila itu indah, orang yang menjelaskanyalah yang membuat ia jadi tidak asik atau membingungkan. Anda termasuk yang mana? Lauk matang yang dibumbui dengan rancak dari koki gape, tentu lezat untuk disantap.

Gaya lama sosialisasi Pancasila melalui pelatihan yang 'membosankan' harus dibuang. Transformasi BPIP sudah kearah sana. Paling tidak, meski dipimpin oleh Gen X, mereka paham cara yang lebih baik untuk menyuluhkan Ideologi Pancasila menjadi menyenangkan untuk ditanamkan, diakui dan dijalankan oleh generasi - generasi setelahnya. Satu contoh inspiratif, BPIP melakukan Persamuan Pendidik Pancasila mengundang 500 Guru Sejarah, PKN, Agama, Seni berkumpul di Surabaya.

Materi yang mereka dapat jauh dari standar. Selain karena skupnya Nasional, Cara membawakan materi dari para narasumber benar2 peradigma baru yang membudayakan Pancasila tanpa menghilangkan esensinya! Ada yg membawakan dari sisi seni, Kak Azis Dalang Dongeng Serba Bisa. Sisi Sejarah, Bang JJ Rizal, Sisi Agama, Ki Sastro, Sisi Budaya, Presiden Jancukers Sudjiwo Tedjo, Sisi Linguistik, Co Founder Kompasiana KangIskandar, Sisi Motivasi, Motivator Kebangsaan Fariza Irawady, Sisi Leadrship, Walikota Tri Risma, Sisi Militer, Akademis, dan lain dicampur satu disini dalam 4 hari menjadi satu ramuan cara pandang baru yang mengasikan untuk membudayakan Pancasila. Tidak Heran, Direktur Pembudayaan BPIP, adalah purna Kepala Dinas Pariwisata Di Sumatera Selatan, maka gaya penterjemahan Pancasila  luwes dan unik.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama