Pernahkah kalian mendengar istilah atau kosakata : “Anjay”, “Baper”, “Kepo” dan kosakata serupanya dalam setiap percakapannya kawula muda hari ini? Tentu tidak sulit kita menemukan dan mendengar kata-kata tersebut. Disini duduk perkara yang akan kita diskusikan dalam gagasan tulisan ini mengingat kata-kata tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi berupa bahasa yang sedang populer dikalangan anak-anak muda di Indonesia.– Meswa, Peserta event Esai Osaka Student Fair 2022
Bahasa merupakan suatu sarana komunikasi untuk mempermudah manusia
dalam berinteraksi antara
manusia yang satu dengan yang lainnya, ntah
melalui ucapan atau gerakan. Sebagai
mahluk sosial tentu penggunaan bahasa sangat dibutuhkan oleh kita. Sejalan
dengan hal tersebut dapat kita sepakati
jika kita merujuk
pada kalimat dimuka,
maka bahasa secara pengertian
umum dapat diartikan sebagai sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulisan yang
terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar atau bisa dimaknai.
Masing-masing
negara atau daerah pasti memiliki bahasa yang berbeda dan beraneka ragam yang bisa membedakan negara satu dengan yang lainnya.
Contohnya bahasa orang Portugis, bahasa orang Arab dan bahasa masyarakat Indonesia
tentu tidak sama meskipun fungsinya
sama yakni sebagai
suatu sarana komunikasi dalam setiap hubungan
sosial masyarakat. Bangsa
Indonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang wajib kita junjung tinggi martabat dan
melestarikan keberadaannya. Bukan tanpa dasar, penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara ditetapkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36 yang menyatakan bahwa : bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Bahasa-
bahasa lain yang merupakan bahasa penduduk asli seperti bahasa Jawa,
bahasa Sunda, bahasa Bali, dan
sebagainya berkedudukan sebagai bahasa daerah.
Perhari ini penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mendapat tantangan
serius dari adanya keberdaan bahasa gaul atau istilah lainnya adalah bahasa slang. Mungkin sebagian besar masyarakat
belum tahu pasti tentang apa itu slang namun seringkali terdengar di
media sosial dan keseharian kita. Lalu apa itu
bahasa slang ?.
Dalam pendapat Chaer dan Agustina (2004: 67)
mengatakan bahwa slang merupakan variasi sosial yang mempunyai sifat
rahasia dan khusus. Oleh sebab itu, variasi bahasa slang ini dipakai oleh
kalangan tertentu saja bersifat terbatas serta tidak boleh diketahui oleh
kalangan diluar kelompoknya
(Ramendra, D, 2019: 67). Aswin (2015: 143) mengatakan bahwa slang merupakan bahasa gaul yang tidak baku
serta digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh kelompok sosial tertentu
atau kalangan remaja.
Dikutip dari laman wikipedia.org slang adalah ragam bahasa musiman yang
dituturkan oleh kelompok sosial tertentu dalam situasi informal yang biasa disebut bahasa gaul. Di era modern
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan banjir informasi biasa tentu remaja dan kawula muda
akan sangat mudah terjangkit oleh
kawula muda hari ini terutama dalam setiap komunikasi mereka di media sosial baik itu pada aplikasi
tiktok, facebook, instagram, whatsApp dan aplikasi-aplikasi lainnya.
Penggunaan kosa kata slang sebenarnya sudah lama sekali hanya saja penyebutan istilah- istilahnya berbeda di setiap masa.
Kosakata slang sering digunakan oleh
anak muda, hingga kemudian menjadi
kata baru dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bagi para remaja generasi muda, kosakata gaul atau slang sudah biasa digunakan dalam
percakapan dan interaksi sehari-hari
kepada teman sebaya, kakak, ataupun adik baik secara lisan maupun tulisan dan
hari ini sering kita dengan dan kita
jumpai ketika anak muda saling berkomunikasi. Kosakata slang juga akan bertambah
dan berubah seiring lahirnya generasi baru. Sebagai contoh ketika pada akhir tahun 1980-an lahirlah kosakata
“bokap” dan “nyokap” dan pada akhir tahun 2000-an munculah kata “ mager” yang berarti malas gerak dan juga
“jomblo” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) disebut jomblo yang artinya pria atau wanita yang belum memiliki
pasangan hidup. Bahasa slang atau gaul sangat mudah untuk menyebar
karena adanya internet
dan jaringan sosial, semakin
meluasnya internet dan jaringan sosial maka penyebaran bahasa gaul juga akan semakin
cepat. Media sosial telah menjadi
kebutuhan di kalangan
masyarakat khususnya generasi
milenial yang dapat memberikan pengaruh kuat dalam penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa gaul yang
digunakan secara terus menerus akan menyebabkan anak muda tidak tahu-menahu
mengenai kosakata yang baku serta bahasa yang baik
dan benar.
Akhir-akhir ini masyarakat sudah banyak yang
menggunakan bahasa gaul dan parahnya lagi generasi
muda Indonesia juga tidak terlepas
dari pemakaian bahasa
gaul bahkan generasi
muda inilah yang banyak menggunakan bahasa gaul daripada pemakaian Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Pengaruhnya, eksistensi Bahasa Indonesia
akan terancam musnah jika penggunaan bahasa gaul lebih dipertahankan daripada
penggunaan Bahasa Indonesia
untuk berkomunikasi dengan
satu sama lain. Semakin lama bahasa Indonesia akan semakin hilang dikarenakan adanya bahasa gaul. Remaja
akan kurang paham menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Penggunaan bahasa slang tentu diperbolehkan, asalkan dipakai pada saat situasi yang dan kondisi yang tepat, media
yang tepat, dan komunikan yang tepat . Jadi bahasa slang tidak perlu kita
hindari sepenuhnya karena bahasa slang juga memiliki manfaat positif yang bisa kita dapat
sekalipun manfaat negatifnya juga ada.
Dampak positif penggunaan bahasa slang membuat para
kawula muda menjadi lebih kreatif
karena seperti bahasa slang yang sudah banyak digunakan, bahasa gaul memiliki
ciri ciri yaitu singkat, lincah,dan
kreatif, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih singkat.
Sehingga dengan menggunakan kosakata slang dalam setiap
komunikasi dapat menimbulkan keakraban dalam
antar sesama remaja agar lebih leluasa dan merasa lebih nyaman jadi ada cara pendekatan emosional yang baik untuk kebersamaan dan kerukunan dalam
hidup berdampingan.
Manfaat negatifnya, bahasa slang dapat mempersulit penggunaan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
biasanya digunakan pada saat
presentasi sekolah, mengirim sebuah tugas yang diberikan oleh guru mata
pelajaran, dan biasanya juga lebih
sering digunakan pada saat memasuki jenjang kerja. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga
dapat mengakibatkan berkurangnya
minat generasi muda untuk mempelajari
Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
generasi muda cenderung untuk
lebih menyukai sesuatu yang modern atau maju dalam berkomunikasi dengan masuknya budaya-budaya asing dan bahasanya tentunya lebih menarik bagi
sebagian besar generasi muda. Bahasa gaul juga bisa mengancam kedudukan
Bahasa Indonesia yang lama-kelamaan akan terkikis
oleh generasi muda yang justru lebih mengembangkan bahasa gaul. Dari banyaknya penggunaan bahasa gaul yang tersebar
secara luas betapa seriusnya dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan bahasa gaul terlebih lagi jika kita sudah
terbiasa menggunakan bahasa gaul. Hal itu juga bisa mengakibatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dianggap
penting lagi oleh masyarakat luas, maka dari itu sudah seharusnya kita
menyikapi pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Tanpa kita sadari ternyata bahasa gaul bisa masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dengan catatan jika kosakata tersebut mengandung kata yang unik dan
konsep atau artinya belum dimiliki
oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dikutip dari BIPA Kemdikbud
terangkum sudah ada 16
kosakata slang yang sudah masuk KBBI diantaranya :
No |
Kata |
Arti |
1 |
Alay |
gaya hidup yang berlebihan untuk
menarik perhatian |
2 |
Ambyar |
bercerai-berai; berpisah-pisah; tidak
terkonsentrasi lagi |
3 |
Bokap |
Ayah |
4 |
Cie |
kata seru yang
digunakan untuk memuji atau menggoda seseorang agar
tersipu |
5 |
Gebetan |
seseorang yang sering
ditaksir atau disukai |
6 |
Julid |
iri dan dengki dengan
keberhasilan orang lain |
7 |
Kepo |
rasa ingin
tahu yang berlebihan |
8 |
Kicep |
diam karena takut atau gelisah |
9 |
Lebay |
Berlebihan |
10 |
Mager |
Malas bergerak |
11 |
Maksi |
Makan siang |
12 |
Meme |
cuplikan dari
gambar atau gambar-gambar buatan
sendiri |
13 |
Nyokap |
Ibu |
14 |
Pansos |
usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri
sebagai orang yang
mempunyai status sosial tinggi |
15 |
Pulkam |
Pulang kampung |
16 |
Saltik |
salah ketik |
Dengan terhimpunnya beberapa kosakata slang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tentunya membuat kosakata dalam
Bahasa Indonesia semakin kaya dan berwarna tinggal bagaimana cara menggunakannya melihat situasi dan kondisi
serta lawan bicara yang dihadapi. Tidak
semua penggunaan kosakata slang itu negatif, ada sisi yang lain yang perlu kita
ambil dan dalami hikmahnya. Karena
selain menciptakaraban (mudah akrab) kosakata slang juga menjadi alat
pemersatu bangsa sehingga dalam penggunaan kata-kata trend tesebut semua kawula muda menjadi dekat yang berdampak
pada emosionalnya. Namun perlu diingat,
tidak semua kosakata
slang itu berpangaruh positif
dan juga sebaliknya, tidak semua kosakata slang itu berbunyi negatif. Bukti nyatanya
diperkuat dengan dimasukannya beberapa kosakata slang ke dalam KBBI yang dapat memperkaya penggunaan
kaidah dalam berbahasa Indonesia dan sudah barang tentu bahasa indonesia
menjadi suatu bahasa yang komunikatif dan kreatif dalam setiap perkembangannya dengan adanya kosakata slang tersebut tanpa mengancam
eksistensi bahasa indonesia.
Selanjutnya para orangtua, guru, dan juga pemerintah
sangat dituntut kinerja mereka dalam
menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia dan kawula muda khususnya dapat mengembangkan bahasa indonesia
dengan kreatif dan kaya. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara
baik dan benar pada saat ini dan pada
masa depan dapat meningkat. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa
dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh bangsa Indonesia dengan kayanya kosakata dalam penggunaan Bahasa
Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan
dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat,
masyarakat Indonesia akan lebih menggunakan Bahasa Indonesia dan bisa
memilah mana bahasa slang yang baku ataupun dilarang karena berbagai alasan.
Tidak semua kosakata slang berkonotasi negatif, namun kembali pada diri dalam menggunakan bahasa slang sebagai ragam dari Bahasa Indonesia dan dengan menggunakan bahasa slang yang sudah ada dan diakui oleh KBBI menyesuaikan tempat dan kondisi. Tidak ada salahnya juga jika kita menggunakan bahasa pergaulan, justru yang kurang tepat apabila kita mencampur adukkan penggunaan bahasa yang baku dan nonbaku. Bukan tanpa alasan beberapa bahasa slang masuk dalam KBBI karena slang memperkaya khazanah bahasa Indonesia dengan menciptakan sesuatu yang memicu persatuan dengan dasar (1) sebagai keindahan, (2) sebagai kejenakaan, (3) supaya berbeda dengan yang lain, (4) sebagai perbedaan antar kelompok, (5) supaya terhindar dari kata klise, (6) karena kreativitas penggunanya, (7) menarik perhatian, (8) supaya konkret serta padat, (9) meringankan duka atau tragedi, (9) memperhalus kata, (9) mengurangi percakapan yang berlebihan, (10) mempermudah hubungan sosial, (11) untuk berbicara kepada orang yang berbeda kelas sosialnya, (12) untuk keakraban.
إرسال تعليق